Selasa, 18 Maret 2014

Oncor-oncor Basmi Demam Berdarah Dengue dan Chikungunya



Kasus penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten Banyumas selalu muncul bahkan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang memprihatinkan. Upaya pencegahan sudah dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Yaitu, melakukan pemantauan jentik nyamuk Aedes Aegypti seminggu sekali.
Rotary Club of Purwokerto mengajak Kader Dasa Wisma/PKK melakukan gerakan PSN karena merupakan upaya yang efektif dan relatif murah untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kini upaya tersebut tidak hanya dilakukan oleh Kader Dawis/PKK tapi melibatkan seluruh anggota keluarga melalui kegiatan oncor-oncor (melihat) bak mandi, tempat yang menampung air seperti dispenser, kulkas, tempat minum burung, tempayan air, kaleng dan botol di pekarangan rumah dan sebagainya.
Wabup dr. Budi S dan Ketua Komite PSN DBD Buntoro(kedua dan ketiga dari kiri)
Kegiatan itu bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Kesehatan dan Tim Penggerak PKK serta melibatkan organisasi wanita seperti Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Persit Kartika Chandra Kirana, Bhayangkari, perguruan tinggi negeri dan swasta. Gerakan  PSN itu digiatkan dan ditingkatkan melalui pencanangan pada 7 Maret 2014 lalu di Desa Purwosari Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah oleh Wakil Bupati dr. Budi Setyawan.
Pencegahan demam berdarah dengue itu dilakukan serentak di 331 desa yang tersebar di 27 kecamatan. Komite PSN DBD yang dimotori Rotary Club of Purwokerto, Rotary Club of Purwokerto Satria dan Rotary Club of Purwokerto Hapsari menggalakkan kembali PSN sejak Desember 2010.
Ketua Komite PSN DBD Buntoro mengajak seluruh warga masyarakat bersama-sama melawan jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan oncor-oncor setiap minggu. Caranya sangat sederhana dengan membawa senter melihat tempat tampungan air. ‘’Nyamuk akan bergerak bila disorot senter dan kegiatan itu dicatat dalam formulir yang sudah disiapkan Dinas Kesehatan dan PKK.’’
 Melihat jentik di dispenser

Wabup dr. Budi Setyawan mengingatkan, oncor-oncor PSN lebih efektif karena mengajak seluruh warga untuk peduli kebersihan lingkungan terutama di lingkungan rumah sendiri. Kegiatan itu akan membiasakan anggota keluarga terlibat melakukan piket seminggu sekali. ‘’Jentik nyamuk dalam 7 hari akan menetas menjadi nyamuk dan bisa menyebarkan virus demam berdarah dengue dan chikungunya.’’
Dia mengatakan,  jika terjadi kasus demam berdarah dengue maka masyarakat akan meminta foging/pengasapan. Padahal foging itu hanya mematikan nyamuk yang hidup dan tidak mematikan telur yang menempel di bak mandi dan tempat-tempat yang menampung air. Bila dibiarkan telur itu akan menetas menjadi nyamuk dan akan menyebarkan virus DBD dan chikungunya. ‘’Mari kita  tingkatkan gerakan PSN dengan menaikkan angka bebas jentik sampai 95 persen.’’ (Anton Soeparno)
 
Pencanangan PSN Cegah DBD dan Chikungunya
Kolam ikan pun dipantau

Rabu, 12 Maret 2014

Belajar Baca Tulis dan Berhitung Plus Keterampilan



Warga belajar Keaksaraan Fungsional (KF) kini sangat beruntung dan wajib bersyukur. Soalnya, mempunyai kesempatan untuk belajar aneka keterampilan yang bila ditekuni bisa menambah penghasilan. Keterampilan itu  menjadi sarana untuk mempraktikkan kegiatan membaca sekaligus menulis, dan berhitung.
Sebagai contoh, belajar membuat kue kering yang bisa dijual menjadi sarana praktik menulis. Warga belajar harus menulis resep dan mencatat bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kue. Tutor bisa langsung memeriksa resep yang ditulis warga belajar satu persatu dan mengoreksinya. Kalau warga belajar sudah bisa mempraktikkan menulis dengan benar, pasti akan membuat mereka lebih percaya diri. ‘’Kepercayaan diri akan menjadi pemicu semangat sehingga makin tergerak hatinya untuk bisa menulis resep dan mencatat bahan kue dengan benar,’’ ungkap Dewi tutor sekaligus pendamping warga belajar KF di Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah.
Tahun 2008 penulis membantu istri Atiek Suwarni yang memotori Rotary Community Corps (RCC) Hoop-An mendapatkan kepercayaan dari Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ajibarang untuk memberikan ketrampilan membuat makanan olahan dari ketela pohon. Di antaranya, membuat lanting milenium, stik singkong serta kue kering. Sasarannya adalah warga belajar KF di 5 kecamatan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Yaitu, Kecamatan Ajibarang, Gumelar, Wangon, Jatilawang dan Kecamatan Rawalo. ‘’Mereka berasal dari beberapa desa dalam satu wilayah kecamatan,’’ ungkap Drs. Slamet Sularto yang kini bertugas sebagai Kepala SKB Purwokerto.

Kebersamaan dan Tekun

Pada umumnya warga belajar KF itu mempunyai semangat belajar yang tinggi, menunjukkan kebersamaan dan kegotongroyongan serta lebih tekun. Mereka tidak malu bertanya, apalagi keterampilan baca, tulis dan berhitung langsung dipraktikkan. Selain mencatat bahan, resep dan cara membuatnya, warga belajar itu juga mencatat alat-alat yang diperlukan. Seusai pelatihan mereka mendapat bantuan peralatan yang digunakan secara berkelompok. Mereka juga belajar mengenai pengelolaan keuangan, mencatat belanja bahan baku, menghitung harga jual sampai juga belajar bagaimana memasarkan hasil produknya.
Penulis juga mengajak warga belajar untuk mencatat kehadiran waktu praktik membuat produk. Catatan tertulis itu penting apabila sudah menghitung hasil penjualan dan keuntungan yang diperoleh sehingga ketika membagi hasil keuntungan sesuai dengan presentase kehadiran. Apabila ada yang protes mendapat bagian sedikit, kelompok KF bisa menunjukkan absensi kehadirannya.
Warga belajar KF Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo yang dibimbing Dewi sampai saat ini masih aktif membuat lanting milenium dengan aneka rasa. Mereka menjual sendiri produknya, dan ada yang memasarkan kepada pengunjung wisata Kalibacin dan Bendung Gerak Serayu (BGS). Beberapa di antaranya, membuka warung makanan dan minuman di wisata air tersebut.
Memberikan keterampilan bagi warga KF ternyata mampu memberikan motivasi dan semangat untuk berwirausaha. Sebelumnya, mereka merasa bingung mau melakukan apa agar bisa mendapat penghasilan. Melalui kegiatan keterampilan itu yang dibarengi dengan pendampingan yang berkelanjutan, warga KF makin tertantang untuk menekuni keterampilan yang diperolehnya. Manfaat yang sudah diperoleh, mereka sudah bisa membaca, menulis dan berhitung plus keterampilan membuat makanan yang bisa dijual.
Menurut penulis, warga KF telah mendapat informasi berupa keterampilan, kemudian melakukan tindakan dengan membuat produk. Tentu saja dibutuhkan pendampingan yang berkelanjutan sehingga mereka kreatif dalam berusaha. Setidaknya, mereka bisa memanfaatkan keterampilan yang dimiliki sebagai salah satu kegiatan untuk mendapaatkan penghasilan. Selamat kepada ibu-ibu warga belajar Keaksaraan Fungsional (KF).
Dalam menularkan keterampilan kepada kaum perempuan, penulis dan istri pada tahun 2007 pernah bekerjasama dengan Tim Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Yaitu, memberikan keterampilan membuat kacang molen dan stik singkong di Kecamatan Karanglewas, Sumbang, Purwokerto Timur, Purwokerto Barat, dan Kecamatan Kedungbanteng.
Tahun 2009 RCC Hoo-An yang lebih memfokuskan memberikan keterampilan bagi kaum perempuan, juga bekerjasama dengan PNPM Desa Dermaji Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. Yaitu, memberikan keterampilan membuat kacang molen, stik singkong dan lanting milenium bagi anggota PKK desa itu. Peserta yang mengikuti keterampilan sekitar 60 orang.
Manfaat yang diperoleh penulis dan istri adalah bertambah sahabat yang berasal dari desa. Bahkan setiap kali datang bersilaturahmi akan disambut dengan akrab. Tali silaturahmi makin berlanjut, ketika penulis bersama dr. Tonny S Moerdijat SpOG yang anggota Rotary Club of Purwokerto mengadakan upaya pencegahan kanker serviks dengan tim skrining RCC Utami yang anggota bidan-bidan. (Anton Soeparno)


Warga belajar mendengarkan informasi rencana pelatihan

Membuat kacang molen

Menggulung kacang