Rabu, 12 Maret 2014

Belajar Baca Tulis dan Berhitung Plus Keterampilan



Warga belajar Keaksaraan Fungsional (KF) kini sangat beruntung dan wajib bersyukur. Soalnya, mempunyai kesempatan untuk belajar aneka keterampilan yang bila ditekuni bisa menambah penghasilan. Keterampilan itu  menjadi sarana untuk mempraktikkan kegiatan membaca sekaligus menulis, dan berhitung.
Sebagai contoh, belajar membuat kue kering yang bisa dijual menjadi sarana praktik menulis. Warga belajar harus menulis resep dan mencatat bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kue. Tutor bisa langsung memeriksa resep yang ditulis warga belajar satu persatu dan mengoreksinya. Kalau warga belajar sudah bisa mempraktikkan menulis dengan benar, pasti akan membuat mereka lebih percaya diri. ‘’Kepercayaan diri akan menjadi pemicu semangat sehingga makin tergerak hatinya untuk bisa menulis resep dan mencatat bahan kue dengan benar,’’ ungkap Dewi tutor sekaligus pendamping warga belajar KF di Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah.
Tahun 2008 penulis membantu istri Atiek Suwarni yang memotori Rotary Community Corps (RCC) Hoop-An mendapatkan kepercayaan dari Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ajibarang untuk memberikan ketrampilan membuat makanan olahan dari ketela pohon. Di antaranya, membuat lanting milenium, stik singkong serta kue kering. Sasarannya adalah warga belajar KF di 5 kecamatan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Yaitu, Kecamatan Ajibarang, Gumelar, Wangon, Jatilawang dan Kecamatan Rawalo. ‘’Mereka berasal dari beberapa desa dalam satu wilayah kecamatan,’’ ungkap Drs. Slamet Sularto yang kini bertugas sebagai Kepala SKB Purwokerto.

Kebersamaan dan Tekun

Pada umumnya warga belajar KF itu mempunyai semangat belajar yang tinggi, menunjukkan kebersamaan dan kegotongroyongan serta lebih tekun. Mereka tidak malu bertanya, apalagi keterampilan baca, tulis dan berhitung langsung dipraktikkan. Selain mencatat bahan, resep dan cara membuatnya, warga belajar itu juga mencatat alat-alat yang diperlukan. Seusai pelatihan mereka mendapat bantuan peralatan yang digunakan secara berkelompok. Mereka juga belajar mengenai pengelolaan keuangan, mencatat belanja bahan baku, menghitung harga jual sampai juga belajar bagaimana memasarkan hasil produknya.
Penulis juga mengajak warga belajar untuk mencatat kehadiran waktu praktik membuat produk. Catatan tertulis itu penting apabila sudah menghitung hasil penjualan dan keuntungan yang diperoleh sehingga ketika membagi hasil keuntungan sesuai dengan presentase kehadiran. Apabila ada yang protes mendapat bagian sedikit, kelompok KF bisa menunjukkan absensi kehadirannya.
Warga belajar KF Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo yang dibimbing Dewi sampai saat ini masih aktif membuat lanting milenium dengan aneka rasa. Mereka menjual sendiri produknya, dan ada yang memasarkan kepada pengunjung wisata Kalibacin dan Bendung Gerak Serayu (BGS). Beberapa di antaranya, membuka warung makanan dan minuman di wisata air tersebut.
Memberikan keterampilan bagi warga KF ternyata mampu memberikan motivasi dan semangat untuk berwirausaha. Sebelumnya, mereka merasa bingung mau melakukan apa agar bisa mendapat penghasilan. Melalui kegiatan keterampilan itu yang dibarengi dengan pendampingan yang berkelanjutan, warga KF makin tertantang untuk menekuni keterampilan yang diperolehnya. Manfaat yang sudah diperoleh, mereka sudah bisa membaca, menulis dan berhitung plus keterampilan membuat makanan yang bisa dijual.
Menurut penulis, warga KF telah mendapat informasi berupa keterampilan, kemudian melakukan tindakan dengan membuat produk. Tentu saja dibutuhkan pendampingan yang berkelanjutan sehingga mereka kreatif dalam berusaha. Setidaknya, mereka bisa memanfaatkan keterampilan yang dimiliki sebagai salah satu kegiatan untuk mendapaatkan penghasilan. Selamat kepada ibu-ibu warga belajar Keaksaraan Fungsional (KF).
Dalam menularkan keterampilan kepada kaum perempuan, penulis dan istri pada tahun 2007 pernah bekerjasama dengan Tim Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Yaitu, memberikan keterampilan membuat kacang molen dan stik singkong di Kecamatan Karanglewas, Sumbang, Purwokerto Timur, Purwokerto Barat, dan Kecamatan Kedungbanteng.
Tahun 2009 RCC Hoo-An yang lebih memfokuskan memberikan keterampilan bagi kaum perempuan, juga bekerjasama dengan PNPM Desa Dermaji Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. Yaitu, memberikan keterampilan membuat kacang molen, stik singkong dan lanting milenium bagi anggota PKK desa itu. Peserta yang mengikuti keterampilan sekitar 60 orang.
Manfaat yang diperoleh penulis dan istri adalah bertambah sahabat yang berasal dari desa. Bahkan setiap kali datang bersilaturahmi akan disambut dengan akrab. Tali silaturahmi makin berlanjut, ketika penulis bersama dr. Tonny S Moerdijat SpOG yang anggota Rotary Club of Purwokerto mengadakan upaya pencegahan kanker serviks dengan tim skrining RCC Utami yang anggota bidan-bidan. (Anton Soeparno)


Warga belajar mendengarkan informasi rencana pelatihan

Membuat kacang molen

Menggulung kacang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar