Jumat, 28 November 2014

Tak Menulis Apa-Apa

Tak Menulis Apa-Apa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

… coba saja lihat baik-baik didaftar penulis-penulis buku terkenal namamu tak tercatat bukan prestasi yang kau tak punya bukan kurang kekayaan harta benda bukan pula tiadanya pengetahuan dan pengalaman masalahnya hanya satu saja seperti masa-masa sebelumnya tahun ini pun kau tak menulis apa-apa …

Puisi asal-asalan itu pernah saya buat untuk menyemangati diri menulis lagi. Sebab salah satu identitas diri saya adalah “penulis”, orang yang meluangkan waktu untuk menulis; menyebabkan lahirnya karya tulis. Jadi, kalau ada tahun yang berlalu tanpa satu karya pun diterbitkan, maka saya harus menyindir diri sendiri untuk kembali ke jalan yang benar hehehe.

Wahai orang-orang hebat luar biasa; wahai orang-orang kaya raya; wahai kaum cerdik cendikia Indonesia; menulislah, berbagilah, jangan simpan pengetahuan dan pengalaman Anda untuk dibawa mati.

Anda sudah saya peringatkan. Selanjutnya terserah Anda!

* Andrias Harefa, Penulis 35 Buku Best-Seller. Info pelatihan penulis telepon 021-460 5757: 0815 8963 889; www.andriasharefa.com


... baca selengkapnya di Tak Menulis Apa-Apa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 05 November 2014

Minat Menanam Sayur Makin Diminati



Virus yang menyebarkan upaya budidaya sayur di polybag di Kota Purwokerto makin marak. Upaya tersebut dilakukan kelompok masyarakat, termasuk Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Banyumas. Hal serupa dilakukan juga Rotary Club of Purwokerto dan komunitas yang peduli lingkungan seperti Omah Keterampilan ‘’Arandita’’. Bahkan Forum Badan Keswadayaan Masyarakat Kabupaten Banyumas pun tidak mau ketinggalan.
Hal tersebut didukung pula Pemerintah Kabupaten Banyumas yang memfasilitasi pembentukan Kelompok Wanita Tani di tingkat kelurahan dan desa. Diawali dengan pelatihan seperti membuat kompos untuk media tanam, menyemai aneka bibit sayur, manajemen sampai kepada pemasaran bibit sayur. ‘’Program tersebut untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Banyumas,’’ ungkap Didik Yuwanto yang juga anggota Kelompok Kerja 3 TP PKK Kabupaten Banyumas.
Menanam sayur tidak harus di lahan yang luas, lahan yang terbatas pun bisa. Yaitu, menggunakan pot, polybag, atau bekas kemasan minyak goreng. Ada juga yang memanfaatkan kaleng bekas tempat kue. Sedang sayur yang ditanam aneka ragam ada selada, tomat, bunga kol, terong, cabai rawit, dan sebagainya.
Sekretariat TP PKK Kabupaten Banyumas yang kini menempati rumah dinas di Jl. Telpon No. 3 Purwokerto tidak luput dihiasi dengan aneka tanaman sayur di polybag. Di antaranya, di teras depan, kebun belakang sehingga menambah asri sekretariat itu. Kelompok Kerja 3 (Pokja) paling gencar menularkan budidaya sayur di lahan sempit. (Anton Soeparno)

 Hiasan teras dari tanaman sayur

Cabai rawit dan selada

Sayur di polybag jadi percontohan

Sabtu, 01 November 2014

Warga Usia Lanjut Melatih Gerak Jari sebagai olah raga ringan



Uskup Purwokerto Mgr.  Julianus Sunarko meminta agar saya dan istri memberikan keterampilan kepada Opa dan Oma yang tinggal di Panti Wreda Catur Nugraha Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah.
Keraguan untuk memberikan keterampilan kepada warga lanjut usia ini menjadi sirna ketika menemui Suster In pimpinan panti wreda tersebut. Beliau sangat dekat dengan opa dan oma serta senantiasa memberi semangat yang inovatif.
Para lanjut usia yang sering dipanggil dengan sebutan warga usia lanjut yang menghuni panti wreda di Desa Kaligori Banyumas ini memiliki berbagai latar belakang keluarga. Ada yang memang dititipkan keluarganya, ada yang tidak mempunyai keluarga, tapi ada juga yang meminta untuk tinggal di panti wreda karena merasa kesepian.
Berangkat dari bekal yang miliki dan didukung semangat ibu-ibu dari Lingkungan 4 Santo Agustinus Purwokerto kami berkomunikasi dengan opa dan oma. Kami mengajak mereka agar tetap melakukan aktivitas gerakan olah raga yang paling ringan dengan posisi santai. Yaitu, menggenggam tangan, menahan beberapa detik kemudian membuka jari-jari. Latihan gerakan jari ini dilanjutkan dengan kertas koran.
Mereka diajak untuk melampiaskan kekesalan dengan meremas potongan kertas koran. Gerakan meremas kertas ini membuat potongan kertas koran ini menjadi kusut dan lemas. Selanjutnya, kertas koran yang disobek memanjang ini dipilin-pilin sesuai kemampuan masing-masing opa dan oma sehingga menjadi seutas tali. Hasilnya, ada yang memilin besar, kecil bahkan tidak beraturan.
Tiga utas tali kertas koran ini menjadi bahan bagi kepang. Ternyata jari opa dan oma ini masih mampu membuat kepang seperti ketika kita mengepang rambut. Nah, jadilah kepang kertas koran ini untuk bahan membuat hiasan.
Latihan gerakan jari ini dilanjutkan dengan melinting kertas seperti membuat melinting rokok tapi sampai pada lintingan yang paling kecil. Alat bantunya adalah tusuk sate. Alhasil, para opa dan oma ini masih mampu membuat lintingan meski hasil lintingan sangat beragam, mulai dari yang kecil dan besar, rapi, tidak beraturan. Agar tidak lepas terurai, opa dan oma diminta untuk mengelem lintingan dengan lem kayu dan terkumpul kepang dan lintingan koran.
Selanjutnya, kepang dan lintingan kertas koran ini menjadi bahan baku utama kerajinan dari limbah koran. Mereka tidak merangkai sendiri tapi para asisten yang menjadi pendamping opa dan oma ini yang akan membuat kerajinan berupa hiasan, pigura, tempat tisu, tempat pensil dan sebagainya.
Kerja bareng ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi opa dan oma dengan melatih gerakan jari untuk melinting dan mengepang kertas koran. Sedangkan para asisten akan merangkai hasil karya opa dan oma menjadi bahan kerajinan. Setidaknya, opa dan oma ini melatih syaraf jari agar tetap bergerak tidak kaku.
Program latihan gerak jari ini harus berkelanjutan yang bisa menghasilkan kerajinan karya opa dan oma. Artinya, mereka masih bisa berkarya dan bermanfaat serta bisa melakukan sesuatu agar tidak jenuh selama tinggal di panti wreda. Tetap semangat ya opa dan oma di Panti Wreda Catur Nugraha, Kaliori Banyumas yang tercatat 58 orang. (Anton Soeparno)

 Opa dan Oma di Panti Wreda Catur Nugraha



Meremas kertas koran
Oma lebih telaten