Sabtu, 01 November 2014

Warga Usia Lanjut Melatih Gerak Jari sebagai olah raga ringan



Uskup Purwokerto Mgr.  Julianus Sunarko meminta agar saya dan istri memberikan keterampilan kepada Opa dan Oma yang tinggal di Panti Wreda Catur Nugraha Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah.
Keraguan untuk memberikan keterampilan kepada warga lanjut usia ini menjadi sirna ketika menemui Suster In pimpinan panti wreda tersebut. Beliau sangat dekat dengan opa dan oma serta senantiasa memberi semangat yang inovatif.
Para lanjut usia yang sering dipanggil dengan sebutan warga usia lanjut yang menghuni panti wreda di Desa Kaligori Banyumas ini memiliki berbagai latar belakang keluarga. Ada yang memang dititipkan keluarganya, ada yang tidak mempunyai keluarga, tapi ada juga yang meminta untuk tinggal di panti wreda karena merasa kesepian.
Berangkat dari bekal yang miliki dan didukung semangat ibu-ibu dari Lingkungan 4 Santo Agustinus Purwokerto kami berkomunikasi dengan opa dan oma. Kami mengajak mereka agar tetap melakukan aktivitas gerakan olah raga yang paling ringan dengan posisi santai. Yaitu, menggenggam tangan, menahan beberapa detik kemudian membuka jari-jari. Latihan gerakan jari ini dilanjutkan dengan kertas koran.
Mereka diajak untuk melampiaskan kekesalan dengan meremas potongan kertas koran. Gerakan meremas kertas ini membuat potongan kertas koran ini menjadi kusut dan lemas. Selanjutnya, kertas koran yang disobek memanjang ini dipilin-pilin sesuai kemampuan masing-masing opa dan oma sehingga menjadi seutas tali. Hasilnya, ada yang memilin besar, kecil bahkan tidak beraturan.
Tiga utas tali kertas koran ini menjadi bahan bagi kepang. Ternyata jari opa dan oma ini masih mampu membuat kepang seperti ketika kita mengepang rambut. Nah, jadilah kepang kertas koran ini untuk bahan membuat hiasan.
Latihan gerakan jari ini dilanjutkan dengan melinting kertas seperti membuat melinting rokok tapi sampai pada lintingan yang paling kecil. Alat bantunya adalah tusuk sate. Alhasil, para opa dan oma ini masih mampu membuat lintingan meski hasil lintingan sangat beragam, mulai dari yang kecil dan besar, rapi, tidak beraturan. Agar tidak lepas terurai, opa dan oma diminta untuk mengelem lintingan dengan lem kayu dan terkumpul kepang dan lintingan koran.
Selanjutnya, kepang dan lintingan kertas koran ini menjadi bahan baku utama kerajinan dari limbah koran. Mereka tidak merangkai sendiri tapi para asisten yang menjadi pendamping opa dan oma ini yang akan membuat kerajinan berupa hiasan, pigura, tempat tisu, tempat pensil dan sebagainya.
Kerja bareng ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi opa dan oma dengan melatih gerakan jari untuk melinting dan mengepang kertas koran. Sedangkan para asisten akan merangkai hasil karya opa dan oma menjadi bahan kerajinan. Setidaknya, opa dan oma ini melatih syaraf jari agar tetap bergerak tidak kaku.
Program latihan gerak jari ini harus berkelanjutan yang bisa menghasilkan kerajinan karya opa dan oma. Artinya, mereka masih bisa berkarya dan bermanfaat serta bisa melakukan sesuatu agar tidak jenuh selama tinggal di panti wreda. Tetap semangat ya opa dan oma di Panti Wreda Catur Nugraha, Kaliori Banyumas yang tercatat 58 orang. (Anton Soeparno)

 Opa dan Oma di Panti Wreda Catur Nugraha



Meremas kertas koran
Oma lebih telaten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar