Setiap kali belanja informasi dari masyarakat, sering menemukan bahwa masyarakat sebenarnya memiliki potensi yang membanggakan. Sayangnya, potensi yang mereka miliki belum dimanfaatkan secara optimal, apalagi sudah didukung potensi alam yang melimpah bagi kesejahteraan mereka.
Potensi masyarakat terutama di pedesaan belum dimanfaatkan karena secara umum masyarakat tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Mau melakukan apa pun mereka tidak tahu, malah cenderung tidak pernah berusaha untuk mencari tahu.
Sebut saja, potensi ketela pohon bisa menjadi produk makanan olahan yang aneka ragam. Saya dan istri selalu memperkenalkan kelanting millennium yang dibuat dari singkong yang diparut. Mendengar nama millennium saja mereka menjadi penasaran. Ingin tahu bentuknya seperti apa, rasanya bagaimana.
Suatu ketika, saya memberi pelatihan membuat makanan olahan dari singkong kepada sekelompok ibu-ibu anggota Dasa Wisma di Desa Cilongkrang, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap. Pelatihan dimulai dari awal, yaitu proses mengupas, memarut singkong, memeras parutan singkong untuk membuang acinya.
Parutan singkong itu diberi bumbu bawang, garam, tepung tapioka, dan daun bawang merah atau kucai. Selanjutnya, bahan tadi digelar di atas plastik bening dengan kayu penggilas atau botol bekas sirup. Adonan yang tipi situ dikukus di atas dandang selama 5-10 menit. Kemudian dipotong-potong ukuran 2 x 5 cm, bagian ujungnya disambungkan sehingga membentuk cincin. Cincin singkong tadi ditata di nampan bambu (tampah) dan dijemur sampai kering. Kelanting millennium itu siap digoreng dan disajikan sebagai cemilan.
Setelah tahu cara membuat, dan menyajikannya, mereka lantas berkomentar : ‘’O, kalau seperti itu ibu saya pernah membuatnya.’’
Dari komentar itu, kalau dicermati bahwa sebenarnya keterampilan membuat makanan olahan dari singkong sudah dilakukan orangtua kita. Masalahnya, tidak pernah dilakukan lagi malah ditinggalkan, apalagi makin banyaknya aneka produk makanan yang dikemas menarik dengan rasa yang mengundang selera.
Mari kita bersama-sama memberikan informasi kepada masyarakat di pedesaan, termasuk menularkan keterampilan aneka macam. Sehingga mereka bisa melakukannya dengan benar, syukur mereka mendapat informasi bagaimana mengelola keterampilan itu sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan penghasilan. Termasuk keterampilan memasarkan suatu produk sehingga ada solusi yang terbaik dalam bidang pemasaran hasilnya.
Anton Soeparno & Atiek Suwarni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar