tempat sharing dan berbagi pengalaman tentang keterampilan, kesehatan dan kepedulian lingkungan
Rabu, 10 November 2010
Menyehatkan Perempuan di Lingkungan Lanud Sugiri Sukani Majalengka
Jumat, 15 Oktober 2010
Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
Selasa, 28 September 2010
Menengok PAUD Kuncup Mekar
Kamis, 23 September 2010
Manfaatkan Waktu Luang dengan Membaca
Senin, 30 Agustus 2010
400 Tukang Becak di Kota Purwokerto buka puasa bersama
Rotary Club of Purwokerto untuk kedua kalinya mengadakan buka puasa dengan 400 orang tukang becak di Kota Purwokerto. Kegiatan itu diadakan di pendapa Rumah Dinas Wakil Bupati Banyumas pada hari Minggu, 29 Agustus 2010. Mereka mendapat undangan yang dibagikan secara acak dan diprioritaskan tukang becak yang berada di lingkungan anggota Rotary Club of Purwokerto.
Buka puasa dengan tukang becak ini merupakan kali ke dua, setelah 13 September 2009 lalu dan mengundang 300 orang tukang becak. Mereka mendapat angpao dan sovenir berupa gelas. Dalam kesempatan itu mereka diminta untuk menyanyikan Padamu Negeri agar mereka tetap ingat kepada Republik Indonesia.
Melalui Wakil Bupati Banyumas, Rotary Club Purwokerto telah memilih tukang yang melakukan profesinya paling lama dan diberikan kepada Darmosuwito dari grumbul Proliman Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan. Dalam usia 75 tahun masih mengayuh becaknya dan dia menjadi tukang becak sejak tahun 1954.
Rabu, 09 Juni 2010
Mengajak untuk Menyemaikan Biji Albasia
Mengajak generasi muda untuk belajar menyemaikan bibit pohon harus dilakukan sejak dini. Seperti yang dilakukan Rotary Club Purwokerto yang mengajak mereka untuk melakukan penyemaian biji Albasia. Mereka dibimbing guru-guru yang dikoordinir oleh guru Biologi. Mereka sudah membawa polibag, pot plastik, berikut tanahnya.
Mereka wajib merawatnya karena bibit pohon albasia itu akan ditanam di salah satu daerah di selatan Kota Purwokerto. Yaitu, sebagai wujud kepedulian siswa untuk mengurangi pemanasan global.
PP Tatang Yulianto telah mengajak Rotary Club di District 3400 untuk menyemaikan bibit albasia guna mengukung Program Sejuta Pohon Rotary. Yaitu, dengan membagikan biji albasia sebanyak 30 kg karena setiap Kg akan menghasilkan 40.000 pohon albasia.
Mengajak Setiap Orang Mau Menanam Pohon
Ide menanam pohon sejalan dengan merebaknya isu pemanasan global yang memberikan dampak yang luas. Rumah Makan Pringsewu Grup setiap harinya menghasilkan limbah berupa biji buah-buahan yang setiap hari makin banyak Di antaranya, biji durian dan biji alpokat. Termasuk sampah anorganik bekas bungkus kopi, bumbu masak, dan bekas sachet minuman.
Kalau biji buah itu dibuang tidak memberi manfaat apa-apa, tapi kalau disemaikan akan menghasilkan bibit pohon yang bisa menghasilkan sebuah tanaman buah. Nah, berbekal limbah biji buah yang melimpah itu, pimpinan rumah makan itu Agus Hardyanto yang juga anggota Rotary Club of Purwokerto tergerak untuk mengajak karyawannya menyemaikan biji tersebut.
Hasilnya, bibit buah dan dikemas dalam polibag menarik dan dibagikan secara cuma-cuma kepada pengunjung rumah makan. Ternyata, tawaran untuk menanam pohon buah-buahan mendapatkan sambutan menarik. Jumlah bibit pohon buah yang dibagikan gratis itu sudah cukup banyak terutama melalui outlet rumah makan dibawah naungan Pringsewu Grup.
Di Kota Purwokerto sendiri tercatat ada 4 outlet yaitu Pringgading, Pringsewu Baturraden, Kabayan, Mi Kelinci atau Kupat Tahu.
Bagaimana dengan anda? Kalau anda mulai menyemaikan bibit akan membantu pengurangan pemanasan global. Selamat Mencoba
Peragaan Baju dari Limbah Bungkus
Baju yang dipakai adalah baju yang dibuat dari limbah plastik bekas bungkus agar-agar Kiko. Meski hanya dari limbah, ternyata peragaan busana yang dibawakan siswa Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung ini berhasil merebut kejuaraan dan dia mendapat beasiswa.
Gadis mungil ini melenggak-lenggok genit ketika memperagakan baju dari limbah. Dia sangat percaya diri dan ternyata bisa merebut kejuaraan bahkan mendapat beasiswa.
Baju itu dibuat bu Atiek Suwarni yang beralamat di Jalan Mesjid Peguwon No. 621 Purwokerto. Selain menerima pesanan baju limbah, juga melayani pesanan tas belanja, tempat pensil, tempat tisu, kantong hape dan sebagainya.
Baju dari limbah bekas bungkus Kiko
Kartam Penyelamat Tanaman di Kebun Raya Baturraden
Kecintaan kepada alam di hutan di kaki Gunung Slamet ini dimulai ketika dia bekerja sebagai pekerja honorer di RPH Baturraden yang masuk pengawasan Asper Gunung Slamet Barat. Dia bekerja sejak tahun 1968 dan pensiun tahun 2003 dengan uang pensiun sebesar Rp 1.500.000 per bulan.
Meski sudah pensiun, dia masih cinta terhadap alam di kaki Gunung Slamet dan ketika Kebun Raya Baturraden dibuka, dia langsung menawarkan diri sebagai pekerja. Dia rela sebagai pekerja honorer karena saking cintanya terhadap keutuhan tanaman di kawasan kebun raya. ''Kula pancen kadung seneng nyambut damel teng wana,'' (Saya sudah terlanjur cinta bekerja di hutan).
Dalam usia senja dia tampak lebih sehat karena setiap hari berkeliling kebun raya untuk mengecek tanaman yang ada. Merawat tanaman yang sedang dipersiapkan untuk menambah koleksi tanaman. Termasuk juga menjaga kebersihan lingkungan kantor kebun raya bersama beberapa pekerja lain.
Dia makin mengenal semua jenis tanaman yang tumbuh di kebun yang luasnya 140 hektar, walau tidak hafal nama latin tanaman itu. Dia hanya hafal nama lokal tanaman tersebut, termasuk nama-nama tanaman obat yang ada berada di depan kantor Kebun Raya.
Kartam yang berkaos merah selalu berada di Kebun Raya Baturraden
Kegiatan Skrining IVA di RSI Purwokerto
Kegiatan pelayanan kesehatan itu merupakan wujud kerjasama antara Rotary Club Purwokerto dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan keluarga (PKK) Kabupaten Banyumas. Yaitu, untuk melakukan pemeriksaan tes IVA untuk pencegahan kanker serviks. Program itu dimotori dokter Tonny S Moerdijat SpOG yang telah melatih bidan dan perawat di Kota Purwokerto kemudian membentuk wadah RCC Utami.
Dari kegiatan itu tercatat ada 277 orang wanita yang diperiksa dengan olesan asam cuka 5%. Hasilnya ada 36 wanita yang ditemukan kutil tapi mereka langsung diobati oleh dokter Tonny dengan coagulator. ‘’Setelah diobati akan sembuh secara alami dalam waktu enam minggu asalkan tetap menjaga asupan makanan yang bergizi,’’ jelas dr Tonny.
Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Purwokerto Barat Ny Agus Nur menjelaskan, untuk mengajak wanita untuk periksa IVA memang agak susah karena mereka merasa malu dan takut. Tapi melalui pendekatan jemput bola dalam pertemuan dasa wisma, pertemuan PKK RT dan RW atau kegiatan pengajian, akhirnya mereka mau periksa. ‘’Kami akan mengadakan lagi setiap tahun sehingga wanita di Kecamatan Purwokerto Barat menjadi sehat.’’
Ketua Program IVA Rotary Club Purwokerto Anton Soeparno menjelaskan, deteksi dini prakanker serviks ini dilakukan sejak tahun 2003 dan telah memeriksa lebih dari 25.000 orang wanita yang tersebar di Jawa Tengah. Mulai dari Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Solo, Pekalongan, Jogjakarta dan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Kegiatan itu akan terus dilakukan dan hanya akan dilakukan pada hari Minggu sehingga tidak akan mengganggu kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di puskesmas yang ada. Tim bidan dan perawat adalah relawan yang sangat peduli terhadap kesehatan wanita.
Kamis, 08 April 2010
Memanfaatkan Limbah Sachet Bungkus Minuman
Jumat, 26 Maret 2010
Mengajak Anak-anak Peduli Lingkungan
Aula Al Irsyad Jalan Ragasemangsang setiap minggu kedua. Saya juga membawa contoh produk dari bekas bungkus sachet berupa tas belanja, dompet, kantong handphone, dompet koin, map untuk menyimpan berkas.
Kamis, 25 Maret 2010
Skrining Kanker Serviks Metoda IVA
Program pencegahan kanker serviks dengan metoda Inspeksi Visual Acetic acid (IVA) dilakukan Rotary Club of Purwokerto sejak tahun 2003. Kegiatan itu dimotori dokter Tonny S Moerdijat SpOG, dan saya ditunjuk sebagai Ketua Program IVA.
Sejak tahun 2003 wanita yang sudah periksa IVA tercatat lebih dari 22.000 orang dan mereka tersebar di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara. Bahkan menyeberang sampai Kabupaten Wonosobo, Jogjakarta, Pekalongan, dan lima kecamatan di Kota Solo.
Program pencegahan kanker serviks ini sangat sederhana, bidan yang sudah dilatih itu hanya melakukan olesan asam cuka 5%, ditunggu beberapa detik. Kalau tidak ditemukan bintik putih ya langsung bisa pulang. Tapi kalau ditemukan kutil (istilah yang disebut dokter Tonny), maka langsung diobati dengan menggunakan coagulator. Disarankan, wanita yang diobati tadi mau periksa satu tahun yang akan datang.
Kegiatan ini menarik, karena yang mengumpulkan wanita yang akan periksa, menyiapkan peralatan, mengatur alur pemeriksaan adalah panitia setempat. Bisa organisasi wanita, organisasi kemasyaraktanan atau lembaga swadaya masyarakat. Tentu saja, mereka yang mau periksa sepakat memberikan kontribusi untuk biaya penyelenggaraan yang besarnya berdasarkan kesepakatan bersama.
Pelayanan IVA di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas dilaksanakan pada Minggu, 21 Maret 2010. Wanita yang periksa tercatat 691 orang, sedangkan yang diobati sebanyak 110 orang.
Pelayanan IVA di Kedunbanteng sangat istimewa karena selain dihadiri istri Bupati Banyumas Ny Mardjoko, dihadiri juga Dekan Fakultas Psikologi Pendidikan Universitas Al Azhar Indonesia Dr Fidesrinur didampingi dosen Suwardi dan bu Erika yang mendampingi mahasiswa Retno, Nia dan Uzhi. Mereka melakukan healing konseling terhadap peserta yang sudah diobati dokter Tonny.
Healing konseling itu merupakan kerjasama antara Rotary Club Purwokerto dengan Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta.Yaitu, dimana mahasiswa Al Azhar akan melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) untuk healing konseling.
Keterampilan Membuat Makanan Olahan
Setiap kali belanja informasi dari masyarakat, sering menemukan bahwa masyarakat sebenarnya memiliki potensi yang membanggakan. Sayangnya, potensi yang mereka miliki belum dimanfaatkan secara optimal, apalagi sudah didukung potensi alam yang melimpah bagi kesejahteraan mereka.
Potensi masyarakat terutama di pedesaan belum dimanfaatkan karena secara umum masyarakat tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Mau melakukan apa pun mereka tidak tahu, malah cenderung tidak pernah berusaha untuk mencari tahu.
Sebut saja, potensi ketela pohon bisa menjadi produk makanan olahan yang aneka ragam. Saya dan istri selalu memperkenalkan kelanting millennium yang dibuat dari singkong yang diparut. Mendengar nama millennium saja mereka menjadi penasaran. Ingin tahu bentuknya seperti apa, rasanya bagaimana.
Suatu ketika, saya memberi pelatihan membuat makanan olahan dari singkong kepada sekelompok ibu-ibu anggota Dasa Wisma di Desa Cilongkrang, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap. Pelatihan dimulai dari awal, yaitu proses mengupas, memarut singkong, memeras parutan singkong untuk membuang acinya.
Parutan singkong itu diberi bumbu bawang, garam, tepung tapioka, dan daun bawang merah atau kucai. Selanjutnya, bahan tadi digelar di atas plastik bening dengan kayu penggilas atau botol bekas sirup. Adonan yang tipi situ dikukus di atas dandang selama 5-10 menit. Kemudian dipotong-potong ukuran 2 x 5 cm, bagian ujungnya disambungkan sehingga membentuk cincin. Cincin singkong tadi ditata di nampan bambu (tampah) dan dijemur sampai kering. Kelanting millennium itu siap digoreng dan disajikan sebagai cemilan.
Setelah tahu cara membuat, dan menyajikannya, mereka lantas berkomentar : ‘’O, kalau seperti itu ibu saya pernah membuatnya.’’
Dari komentar itu, kalau dicermati bahwa sebenarnya keterampilan membuat makanan olahan dari singkong sudah dilakukan orangtua kita. Masalahnya, tidak pernah dilakukan lagi malah ditinggalkan, apalagi makin banyaknya aneka produk makanan yang dikemas menarik dengan rasa yang mengundang selera.
Mari kita bersama-sama memberikan informasi kepada masyarakat di pedesaan, termasuk menularkan keterampilan aneka macam. Sehingga mereka bisa melakukannya dengan benar, syukur mereka mendapat informasi bagaimana mengelola keterampilan itu sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan penghasilan. Termasuk keterampilan memasarkan suatu produk sehingga ada solusi yang terbaik dalam bidang pemasaran hasilnya.
Anton Soeparno & Atiek Suwarni
Selamat Datang
Media berwujud blog ini sebagai beranda untuk berbagi pengalaman, berbincang santai mengenai hal-hal yang aneka ragam, atau ngobrol masalah keterampilan, kesehatan, lingkungan, pendidikan dan sebagainya. Kami akan senang ada yang berkenan berkunjung saling berbagi informasi, saling membantu, dengan satu tujuan membangun kebersamaan.